Minim Sampah? Mungkin Tidak Ya?

20.07


Hidup minim sampah? Mungkin tidak ya? Setiap kita menggunakan suatu produk pasti kita menghasilkan sampah, entah itu sampah plastik, sampah organik maupun sampah lainnya. Tapi terfikir tidak sampah yang kita hasilkan itu akan lari kemana dan menjadi apa? Yup, akan berkumpul di tempat pembuangan sampah akhir yang semakin lama semakin menggunung. Jika masih terus seperti itu bisa jadi gunung sampah yang ada di setiap daerah akan mengalahkan tingginya Gunung Semeru. Bisa dibayangkan kondisi yang penuh berbagai macam sampah dan baunya akan tercium sampai manapun.

Sekarang ini semakin banyak yang menjual produk terutama makanan dengan menggunakan kemasan plastik. Padahal kita tidak tahu asal usul plastik yang digunakan itu bisa dipastikan bersih dan baik untuk kesehatan atau tidak. Kita selalu memilih yang simpel untuk kita konsumsi. Saat kita sedang berada di luar ruangan dan terasa haus kita mencari minuman di supermarket atau kita membeli minuman dari kedai. Pastinya sebagian besar kemasannya menggunakan plastik. Saat kita lapar dan membeli makanan cepat saji untuk dibawa pulang, lagi-lagi juga pakai plastik. Peralatan mandi yang kita pakai apalagi, plastik juga. Lalu bagaimana kita bisa hidup minim sampah plastik?

Banyak solusi yang ditawarkan untuk kita bisa hidup minim sampah terutama plastik. Mengurangi produksi sampah plastik atau mendaurnya lebih baik sebagai langkah awal untuk hidup minim sampah. Mulai dari diri sendiri dengan langkah yang ringan seperti membawa tempat minum sendiri saat bepergian. Memang berat sih membawa minum sendiri. Tapi kita bisa lho membawa tempat minum kosong. Jika ingin minum, kita bisa mengisi tempat minum kita di tempat-tempat umum yang sudah menyediakan air siap minum. Kita juga bisa membeli minuman di kedai atau cafe yang menggunakan kemasan plastik dengan membawa tempat minum sendiri. Jadi tidak perlu khawatir lg, kita masih bisa menikmati minuman kesukaan kita tanpa menghasilkan sampah kemasan.

Selain tempat minum kita juga bisa membawa sedotan dan alat makan kita sendiri. Memang sih lebih repot lagi. Tapi apa salahnya jika ini demi kebaikan di masa depan. Secara tidak sadar kita bisa tertular penyakit saat menggunakan sedotan atau tempat makan dari penjualnya. Banyak sedotan yang digunakan tidak bersih bahkan itu sedotan bekas. Seringkali ditemui orang-orang yang mengumpulkan sedotan bekas dari penjual minuman atau tempat sampah untuk dijual kembali. Sedotan dicuci dan dikemas ulang hingga terlihat seperti baru. Jika sudah berada di penjual minuman lagi apakah kita tahu sedotan yang dipakai benar-benar baru atau hanya terlihat baru?

Restoran yang menyiapkan makanan cepat saji memang punya daya tarik sendiri untuk kita memilih makanan. Tidak semua restoran menggunakan tempat makan yang bisa digunakan kembali, terlebih untuk pembelian take away. Tempat makan yang digunakan memang tidak menggunakan plastik, namun menggunakan kertas yang kita juga tidak tahu dari mana asal kertasnya. Untuk sedotan, sebenarnya sudah ada restoran yang tidak menyediakannya, tapi masih menyediakan wadah plastik tersendiri untuk kita mengambil saus. Ini bisa kita kurangi pemakaiannya jika kita membawa tempat makan sendiri. Malu? Dikira udik? Seharusnya mereka yang masih menggunakan tempat makan sekali pakai itulah yang malu. Karena tidak tahu efeknya yang sangat serius jika masih banyak yang menggunakan.

Dirumah kita juga bisa mengurangi sampah lho. Selain bisa bawa sampah kita ke bank sampah, kita juga bisa mendaurnya. Plastik kemasan mie instan ataupun kopi bisa kita masukkan ke dalam botol plastik untuk dijadikan ecobrick. Kemasan plastik yang lain seperti kemasan sabun, sampo, minyak goreng dan deterjen bisa didaur menjadi tempat pensil ataupun pot tanaman sesuai dengan kreativitas kita. Kemasan produk yang kita gunakan bisa digunakan sebagai pot untuk menanam tanaman yang kita butuhkan sehari-hari. Kita bisa menanam sendiri daun bawang, cabai, tomat, selada sehingga tidak perlu membelinya. Dengan begitu kita juga bisa mengurangi plastik kemasan sayuran saat kita membelinya. Selain itu yang pasti rumah kita akan terasa lebih sejuk jika terdapat banyak tanaman. Oh iya, jika kita membeli makanan dan mendapatkan karet gelang juga bisa kita simpan untuk dipakai kembali. Atau kita kumpulkan dan dirangkai untuk digunakan bermain lompat karet. Meskipun sederhana tapi kalau kita coba bisa membuat kita lebih bahagia lho.

Untuk sampah organik tidak perlu khawatir. Sisa sayuran seperti selada, sawi dan daun bawang bisa kita ambil bagian pangkalnya untuk ditanam kembali. Sedangkan sisa sayuran lain yang kita masak bisa dikumpulkan untuk dijadikan kompos. Air cucian beras selain bisa dipakai menyiram tanaman juga bisa digunakan untuk pembersih lantai atau kamar mandi. Air cucian beras dicampur dengan jeruk sisa makan kemudian diperam atau difermentasi sehingga bisa digunakan sebagai natural cleanser.

Sebenarnya mudah kan mewujudkan hidup minim sampah? Lalu, tunggu apa lagi? Mulai dari diri kita sendiri untuk bisa mempengaruhi sekitar kita. Tidak ada salahnya kan, memberi pengaruh positif kepada orang lain. Tidak perlu takut dan malu untuk memulai perubahan menjadi lebih baik. Biasakan diri untuk lebih menghargai lingkungan baik sesama maupun alam, maka lingkungan akan menghargai kita.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe