Keluh Kesah Sang Tirta

20.16


Dikala sekelompok sampah terhanyut bersama diriku,
mereka melemparkan puisi murahan, “Huh, air comberan!”
Dan disaat aku mengalir seorang diri,
mereka berkata, “Segarnya air suci ini!”

Dasar manusia biadab!
Mereka tak menyadari bahwa merekalah yang menyakiti diriku
Sehingga aku sengsara saat ini

Dulu, aku adalah tempat tersenyum, tempat keluh kesah ikan cantik
Dan dulu aku adalah tempat bermain anak manusia tak berdosa
Tapi sekarang...
Ia pun turut andil dalam dosa itu

Lalu sekarang...
Jangankan tinggal...
Lewat dan menengokk pun mereka tak sudi
Dan karena manusia biadab itu pula aku disini sendiri tanpa teman, tanpa kaasih sayang yang tlah kurindu saat ini

Hari demi hari...
Seonggok demi seonggok...
Sampah dan limbah terpaksa menjadi temanku

Dan ingatlah!
Bila hal itu tak bisa dihentikan,
Suatu saat kelak sungai ini akan menjadi tempat pembuangan sampah umum
Dan bagaimana nasib diriku?

Tuhan...
Aku tak sama derajatnya dengan mereka
Aku hanya air...
Aku tak bisa mengingatkannya
Bagaimana seandainya tak ada diriku?
Seperti yang tejadi di negara sana

Tuhan...
Aku mohon, ingatkanlah mereka
Seperti dulu, saat mereka menyayangiku, menghormatiku, menggunakanku selayaknya
Tidak seperti sekarang
Aku hanyalah sarana pembuangan barang-barang bekas

Dan aku juga memohon,
Agar Engkau ampuni dosa mereka..
Siapa lagi yang mau berdo’a kepadamu selain diriku?
Karena mereka semua tlah salah arah
Sekali lagi, kabulkanlah do’aku ini Ya Tuhan..
Amin..

280912

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe